Selasa, 05 Januari 2010

Geografi Tanah

Tanah adalah lapisan terluar dari kontine yang relative tak padu sebagai akibat pelapukan batuan induk di bawah kondisi iklim dan topografi tertentu yang mempunyai sifat dan cirri tertentu serta merupakan akibat kehidupan flora dan fauna yang persebarannya mengikuti zone-zone geografi. Bidang ilmu geografi yang mempelajari tentang tanah disebut dengan geografi tanah, yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan ciri-ciri tanah pada berbagai daerah tertentu dalam konteks keruangan.
Untuk mengetahui karakteristik tanah secara umum serta penyebarannya di permukaan bumi, maka perlu dipelajari pembentukan tanah, morfologi, klasifikasi, dan pemetaan. Tanah dapat terbentuk bila memenuhi syarat, yaitu tersedianya bahan induk dan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah. Bahan induk tanah adalah bahan utama dapat terbentuknya tanah, serta penentu kandungan tanah yang terbentuk. Sedangkan faktor pembentuk tanah adalah agen atau daya atau keduanya atau salah satu yang telah dan sedang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Ada lima faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah, yaitu iklim, organisme, bahan asal, topografi, dan waktu. Dimana dari kelima faktor tersebut faktor iklim yang paling dominan, sehingga pembentukan tanah sering dinamakan weathering.
Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran dan pelapukan dan diteruskan dengan perkembangan profil tanah. Pelapukan dibedakan atas pelapukan fisik (disintegrasi) dan pelapukan kimia (dekomposisi). Dimana keduanya saling mempengaruhi terhadap proses pembentukan tanah.
Hasil proses pembentukan tanah dicerminkan dala morfologi profil tanah yang bersangkutan. Morfologi tanah adalah corak, sifat, dan karakteristik profil tanah. Profil tanah adalah penampang tegak tanah yang dibuat sedalam kurang lebih 1,5 m atau sampai bahan induk. Semua corak, sifat, dan karakteristik yang harus diamati dari profil tanah adalah meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi dan sifat lain seperti padas, air tanah, glei, bahan organik, keadaan batuan, dan kerikil. Tetapi dalam percobaan ini hanya beberapa sifat fisik yang diamati, yaitu:
1. pH tanah
pH adalah negatif logaritma aktifitas ion hidrogen dalam tanah. Ion hidrogen merupakan sumber yang menyebabkan kemasaman suatu tanah. Semakin banyak ion hidrogen dalam tanah, semakin masam pula sifat tanah. Tanah seperti itu dikatakan mempunyai pH rendah.
Nilai pH berkisar antara 0 – 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH = 7. Nilai pH >7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa. Sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman.
Perlunya pengukuran pH dalam tanah yaitu:
 Mengetahui kesuburan tanah secara kimia.
 Mengetahui indikator, sesuatu telah terjadi pada tanah atau mengetahui sejarah pembentukan tanah tersebut.

2. Bahan organik tanah
Bahan organik mencakup semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati. Bahan organik tanah lebih mengacu pada bahan (sisa jaringan tanaman/hewan) yang telah mengalami perombakan atau dekomposisi baik sebagian atau seluruhnya.
Bahan organik tanah berada pada kondisi yang dinamik sebagai akibat adanya mikroorganisme tanah yang memanfaatkannya sebagai sumber energi dan karbon. Kandungannya pun sangat beragam, berkisar antara 0,5% - 5,0% pada tanah-tanah mineral atau bahkan sampai 100% pada tanah organik. Faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik tanah antara lain adalah iklim, vegetasi, topografi, waktu, bahan induk, dan pola tanam.
Ciri dan kandungan bahan organik tanah merupakan ciri penting suatu tanah karena bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat kimia maupun sifat fisika tanah.

3. Tekstur tanah
Tekstur tanah menyatakan derajat kehalusan atau kekasaran massa tanah. Seperti kita ketahui bahwa penyusun anorganik tanah terdiri dari bahan-bahan mineral. Bahan-bahan mineral ini terdiri dari brbagai partikel tanah dengan berbagai ukuran serta senyawa-senyawa anorganik lainnya.dalam tekstur yang terpenting adalah komponen-komponen partikel tanah. Partikel tanah dengan ukuran tertentu disebut fraksi tanah. Dikenal 3 macam fraksi tanah yaitu: liat (< 2 um), debu (2 – 50 um), dan pasir (50 – 2000 um). Dengan demikiantekstur dapat didefinisikan sebagai perbandingan relatif jumlah fraksi pasir, debu, dan liat dalam massa tanah. Dalam tanah terdapat perbandingan ketiga fraksi tersebut. Dikenal 12 macam tekstur dari kasar sampai halus, yaitu: pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat.

4. Struktur tanah
Di dalam tanah butir-butir pasir dan debu diselaputi oleh liat dan humus atau bahan organik membentuk suatu pengelompokan. Di dalam pengelompokan ini kadang-kadang disertai pula dengan adanya besi dan sesquioksida. Kelompok-kelompok tersebut kemudian saling bergabung membentuk kelompok lebih besar yang tertentu, baik bentuk maupun ukurannya. Kelompok-kelompok atau gumpal-gumpal kecil tanah dengan bentuk tertentu dan dibatasi oleh bidang-bidang tersebut, disebut sebagai agregat tanah atau struktur tanah.
Struktur tanah merupakan sifat tanah yang sangat penting dalam kesuburan tanah, sebab berkaiatan dengan sifat-sifat tanah lainnya, seperti kemampuan menahan air, drainase, aerasi, perkembangan akar tanaman, dan tidak mudahnya tanah diolah.
Tipe struktur ditentukan oleh bentuk agregat, sedangkan kelas struktur ditentukan oleh ukuran agregat. Agregat pada tanah-tanah yang agresinya jelek akan mengalami kehancuran bila dibasahi, disebabkan oleh kekuatan tekanan udara yang mendapat desakan air, karena pembengkalan yang tidak merata atau karena larutnya bahan-bahan perekat dalam air.Berdasarkan bentuk dan besarnya struktur tanah digolongkan atas beberapa tipe, yaitu:
a. Lempeng (Platy)
b. Prisma (Prismatic)
c. Tiang (Columnar)
d. Gumpal Sudut (Angular Blocky)
e. Gumpal Membulat (Sub Angular Blocky)
f. Kersai (Glanular)
g. Remah (Crumb)
Selain itu berdasarkan tegas tidaknya atau ketahanan agregat struktur tanah digolongkan atas derajat-derajat, yaitu: tidak beragregat, lemah (weak), cukupan (moderate), kuat (strong).

5. Kandungan Kapur
Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan magnesium tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat.
Kandungan kapur dari setiap jenis tanah berbeda-beda. Bahkan kandungan kapur dari lapisan tanah atas tentu berbeda dengan lapisan di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pelindihan kapur pada lapisan atas oleh air yang akan diendapkan pada lapisan bawahnya. Selain itu keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk, iklim dan tipe vegetasi yang ada di suatu lokasi.

6. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan fisik tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas tekanan-tekanan mekanik. Konsistensi tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi oleh kekuatan mengikat antara butir-butir tanah.
Istilah yang dipakai untuk menggambarkan konsistensi tanah adalah lepas, gembur, tegar, halus, kuat, palstis, dan lekat.
Penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan di lapang maupun di laboratorium. Hanya sayangnya, penetapan konsistensi di lapang masih sangat kasar. Sebagai patokan biasanya digunakan 3 tingkat kelembaban, yaitu:
 Konsistensi dalam keadaan basah
 Konsistensi dalam keadaan lembab
 Konsistensi dalam keadaan kering

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman